PLUS | Platform Usaha Sosial

disabled difabel

Kerjabilitas, Menjawab Kebutuhan Pencarian Kerja Bagi Kaum Difabel

TechInAsia – Tidak semua manusia dilahirkan sempurna. Bagi difabel, atau penyandang cacat, terkadang mereka menemukan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya. Ditambah lagi para penyedia tenaga kerja belum tentu mau menerima difabel.

 

​Isu ketenagakerjaan untuk difabel ​​sebenarnya bukan topik baru. Pemerintah sendiri sudah menerapkan UU No.​4 Tahun 1997 yang mewajibkan penyedia kerja memberikan kuota satu persen bagi difabel sebagai tenaga kerja mereka.

 

Kendalanya, belum banyak situs yang menyediakan informasi lowongan kerja untuk difabel. Kerjabilitas, platform berbasis web dan Android yang bertujuan untuk menghubungkan difabel dengan penyedia kerja, hadir sebagai jawaban atas isu tersebut. Platform yang berasal dari Yogyakarta ini resmi diluncurkan pada 23 Maret 2015.

 

Pengguna aktif Kerjabilitas saat ini sudah berjumlah lebih dari 800 orang, dari kalangan usia produktif antara 18 sampai 40 tahun. Mayoritas penggunanya berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, Denpasar, dan Makassar.

Berawal dari pengalaman kaum difabel

 

Kerjabilitas dikembangkan oleh Rubby Emir (CEO), beserta enam co-founder lainnya, mereka adalah Tety Sianipar ​(CTO), Ludmilla Williyanti (CFO), Alfian Firdaus (Programmer), Anisah Puji Astuti (Programmer), Ndaru Patma (Content Developer & Graphic Design), dan Eva Trisnawati (Admin & Social Media Marketing). Platform dari Kota Pelajar ini terbentuk karena masalah yang dialami oleh difabel dalam mencari pekerjaan.

 

“Para pencari kerja difabel selalu menemui masalah apabila ingin mencari informasi atau lowongan pekerjaan yang accessible bagi mereka,” ungkap Rubby kepada Tech in Asia.

 

Rubby menambahkan, beberapa jenis difabel tidak bisa mengakses lowongan pekerjaan yang dipublikasikan oleh platform seperti JobsDB.com, LinkedIn, dan Karir.com. Alasannya, platform mainstream tersebut belum menerapkan teknologi yang akses informasinya ramah buat difabel.

 

Pengguna Kerjabilitas terdiri dari beragam jenis difabel seperti tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan sebagainya. Bagi penyandang tunanetra, misalnya, kesulitan terbesar adalah mengakses informasi yang sifatnya teks dan visual.

 

Mereka biasanya menggunakan tool yang bisa menerjemahkan teks ke suara. Dalam PC, software semacam ini bernama JAWS, sedangkan dalam ponsel Android ada fitur accessibility bernama Talk Back.

 

Menurut Ruby, tidak semua informasi dalam sebuah situs ramah terhadap tool ini. Contohnya foto atau animasi. Karena itu, Kerjabilitas memastikan konten dan informasi yang ada di dalamnya mudah “dibaca” oleh tool tersebut.

 

Untuk difabel lain seperti tunarungu, Kerjabilitas memastikan kalimat yang digunakan dalam situsnya tidak terlalu rumit. Selain itu, informasi juga banyak memanfaatkan simbol atau ikon yang dapat membantu penyandang tunarungu dalam memahami informasi.

 

Kerjabilitas menyediakan tiga fitur utama, yaitu Disability Accessible Job Search, ​Career Networking, dan Career Online Course. Fitur andalan Kerjabilitas adalah Disability Accessible Job Search dan Career Online Course karena keduanya merupakan inti dari layanan ini.

 

Pengguna dapat menemukan pekerjaan yang dipastikan bisa diakses dan sesuai dengan kebutuhannya di fitur Disability Accessible Job Search.

 

Fitur Career Online Course adalah konten yang berada di Pustaka Kerjabilitas. Konten tersebut berisi artikel, buku suara, buku elektronik dan video tentang peningkatan karier bagi difabel.

 

Fitur ini juga menampilkan cerita-cerita inspiratif dari difabel yang telah bekerja. Tujuan fitur Career Online Course adalah untuk membantu difabel dalam meningkatkan karier mereka. Dengan cara melalui tips karier serta kisah inspiratif difabel lainnya.

 

Khusus pada fitur Career Networking, para pengguna bisa saling terhubung dan mengirim pesan serta mengundang calon pengguna lain.

Mengejar dampak sosial

 

Pada tahun 2014 – 2015, Kerjabilitas mendapatkan pendanaan dari proyek Cipta Media Seluler yang dikelola oleh Wikimedia Indonesia, ICT Watch, dan AJI Indonesia, atas hibah dari Ford Foundation Indonesia. Untuk tahun 2016 dan seterusnya, Rubby mengaku Kerjabilitas​ masih mencari calon investor atau donor untuk melanjutkan layanan ini.

 

Sambil mencari donor, operasional Kerjabilitas akan disokong oleh fitur freemium. Ruby mengatakan fitur tersebut dijadwalkan tersedia dalam waktu dekat.

 

Nantinya, lewat fitur ini, pengguna kedua, atau para penyedia kerja, dikenakan tarif iklan per lowongan pekerjaan. Selain itu, pengguna kedua juga dapat mengakses database pencari kerja berbakat yang ada di Kerjabilitas.

 

Rubby menegaskan, strategi bisnis Kerjabilitas lebih pada dampak sosial dan berkelanjutan. Sehingga, tujuan utama startup ini bukan pada profit, walau pun prospek ke depannya sangat besar untuk mendapatkan revenue. Terlebih isu ketenaga kerjaan difabel sudah semakin mendapat perhatian publik dan sektor swasta.

Mengurangi angka pengangguran kaum difabel

 

​Saat ini, Kerjabilitas sedang membuat perencanaan pengembangan aplikasi B2C untuk membantu bisnis-bisnis kecil menengah yang dikelola oleh difabel. Tujuannya adalah untuk menjangkau konsumen lebih luas lagi. Aplikasi tersebut direncanakan akan launching di akhir semester kedua tahun 2016.

 

Target yang ingin dicapai Kerjabilitas dalam waktu terdekat ini adalah mengenalkan Kerjabilitas sebagai leading platform untuk layanan pencari kerja untuk kaum difabel. Dalam lima tahun ke depan, Kerjabilitas ingin berkontribusi terhadap pengurangan angka pengangguran kaum difabel sebanyak 20 persen.

 

Selain bisa diakses dari situsnya, Kerjabilitas tersedia juga sebagai aplikasi Android. Namun, akses dari web diklaim paling diminati oleh pengguna, karena semua fiturnya lengkap. Sedangkan aplikasi Android masih memuat fitur-fitur utama saja. Selain Kerjabilitas, platform yang menyediakan layanan dan tujuan yang serupa adalah DNetwork.net.

Dimuat di ,

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp telegram messenger gmail yahoomail outlook

Stay Updated

Get the latest update about Indonesia Impact Community. Subscribe to our weekly newsletter now!