PLUS | Platform Usaha Sosial

SE, Curhat Yuk! Event Recap

oleh PLUS Team
Community, Indonesia, News, Social Entrepreneurship 5 menit baca

Apakah kamu merupakan salah satu UMKM atau wirausaha sosial yang terdampak virus COVID-19? 

Jika kamu menjadi salah satu usaha yang terdampak COVID-19, kamu tidak sendirian. Banyak sekali pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) dan wirausaha sosial yang terdampak oleh pandemi yang terjadi dalam skala global. Usaha-usaha tersebut harus bertahan karena mengalami penurunan pendapatan yang ekstrem, kesulitan untuk produksi karena tempat produksi untuk sementara ditutup, sampai ancaman pengurangan pegawai dan penutupan usaha. 

Sejak 6 bulan terakhir, pandemi COVID-19 membawa dampak bagi UMKM dan wirausaha sosial untuk bertarung melawan keadaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sulitnya situasi ini membuat perlu adanya forum khusus untuk mendiskusikan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masing-masing pelaku usaha. 

Selama masa pandemi ini, PLUS dan Campaign mengadakan forum diskusi SE! Curhat Yuk secara online yang memberikan kesempatan pelaku UMKM dan wirausaha sosial untuk “curhat” masalah-masalah yang dihadapi selama situasi ini, dan juga belajar bagaimana menghadapi situasi ini dari sesama pelaku usaha. 

Baca Juga: Kisah Ibu Yosi Menjadi Womenpreneur

Antara bulan April hingga Mei 2020, SE! Curhat Yuk telah dilaksanakan sebanyak 3 episode. Pada episode pertama, SE! Curhat yuk mengajak teman-teman usaha sosial dan UMKM dari seluruh Indonesia untuk berbagi pengalaman dan cerita masing-masing tentang kondisi usaha mereka, dan apa tantangan yang dihadapi. Sesi ini dihadiri sekitar 60 partisipan yang tersebar dalam berbagai jenis usaha mulai dari jasa, makanan, fashion, dan komoditi ekspor. 

Produksi Terhambat, Omset Menurun 

Pada sesi pertama, mayoritas para peserta bercerita bahwa salah satu akibat dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus yaitu terjadinya penurunan pendapatan. Menurut Zadia dari Jayapura selaku pemilik Youteva, terdapat penurunan penjualan karena mayoritas masyarakat mengalihkan prioritas belanja ke kebutuhan sekunder. Hal ini jelas mengganggu kegiatan jual beli Youteva yang merupakan penghasil produk fashion berupa tas dan sepatu. 

Rebbeca dari TaniHub menjelaskan bahwa dampak yang terasa dari pandemi ini mendorong adanya inovasi penjualan produk. TaniHub mulai memfokuskan penjualan produk yang dapat membantu menjaga kesehatan konsumen. Menurut Rebecca, ini merupakan strategi untuk melawan penurunan penjualan produk dengan mencari tahu kebutuhan primer konsumen disaat kondisi seperti ini. 

Baca Juga: Indonesian Social Enterprise Highlights: House of Diamonds Indonesia

Strategi Menjaga Finansial Saat Masa Pandemi, Bagaimana Caranya? 

Di episode kedua, PLUS dan Campaign menghadirkan Rebecca Yulisa selaku Accounting, Reporting & Tax Manager di TaniHub. Sesi kali ini membahas mengenai bagaimana mengatur perencanaan keuangan usaha agar tidak kolaps saat harus menghadapi situasi darurat. 

Menurut Rebecca, ada 5 langkah yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha untuk menyusun rencana keuangan. Pertama, tentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Kedua, identifikasi sumber pendapatan dan pengeluaran. Ketiga, tetapkan prioritas keuangan saat ini. Keempat, identifikasi faktor risiko yang akan dihadapi.  Terakhir, siapkan dana darurat bagi usaha jika sewaktu-waktu situasi seperti ini kembali terjadi.

Baca Juga: Opsi Wisata Seru dari Usaha Sosial Menemani Liburanmu

Sesi kali ini mendapatkan antusiasme yang cukup besar, dengan dihadiri oleh 45 peserta selaku pemilik usaha, baik UMKM maupun pelaku usaha sosial. Diskusi yang muncul pada sesi ini banyak mengacu kepada apa saja indikator yang dapat digunakan untuk mengukur amannya suatu keuangan usaha, dan berapa dana yang perlu disiapkan sebagai dana darurat. 

Merencanakan Pemasaran Melalui Platform Digital 

Di sesi ketiga SE! Curhat Yuk, PLUS dan Campaign mendiskusikan mengenai bagaimana menjalankan promosi digital, khususnya melalui media sosial, dan bagaimana melakukan perencanaan untuk promosi produk. Sesi kali ini menghadirkan Sarah Ramadhania selaku Digital Marketing Communication Manager dari Syailendra Capital untuk berbagi ilmu kepada 25 partisipan. 

Menurut Sarah, ada beberapa tips yang dapat menentukan keberhasilan pemasaran produk melalui media sosial. Tips pertama, yaitu kenali audience dari produk. Untuk mengenali ini, pemilik usaha perlu mengetahui usia, gender, dan juga pekerjaan dari audience. Kedua, cari tahu apa yang menjadi hal penting bagi mereka. Hal ini akan mempermudah pemilik usaha  untuk menentukan materi apa yang akan disebarkan kepada calon konsumen. 

Terakhir, Sarah juga mengatakan bahwa penting untuk memetakan kompetitor produk untuk menempatkan posisi produk di tengah pasar. Hal menarik yang disampaikan yaitu jangan lupa tetapkan perencanaan untuk memudahkan pelaksanaan pemasaran. 

Cerita dari Timur: Mba Ida dan cara berkomunikasi dengan beneficiaries 

Di sesi terakhir SE! Curhat yuk, PLUS dan Campaign kedatangan salah satu teman, yaitu mba Ida dari House of Diamond (HoD). Saat ini, HoD merupakan social entreprises yang memberikan kesempatan bagi ibu-ibu beneficiaries sebagai pelaku bisnis. Produk yang dapat ditemukan di HoD yaitu kimono, clutch, scarf, bandana, bed cover, dan produk lainnya. Produk HoD sudah mendunia, dengan pengiriman ke Texas, Florida (Amerika Serikat) dan Kanada.

Pada sesi ini, mba Ida bercerita tentang kegiatan HoD, bagaimana ibu-ibu berkegiatan sehari-hari untuk memproduksi handcraft yang unik dan menonjolkan tentang tradisi Indonesia. Saat ini, dengan situasi global yang kurang baik akibat pandemi COVID-19, HoD pun mengalami permasalahan dengan mengubah fokus produksi, seperti contoh tidak bisa memproduksi produk yang besar seperti bed cover, dan menggantinya menjadi produk masker. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan produksi yang berdampak kepada kegiatan dari ibu-ibu yang memproduksi barang-barang HoD. 

Menurut mba Ida, perubahan seperti ini perlu dikomunikasikan secara hati-hati dan menggunakan bahasan yang sesuai dengan budaya setempat agar beneficiaries dapat memahami kondisi yang sedang terjadi. Pada kasus HoD, Mba Ida berusaha menceritakan secara detil tentang kondisi dunia saat ini, agar ibu-ibu dampingan HoD bisa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai situasi tersebut. Selain itu, untuk membantu ibu-ibu, Mba Ida juga menghubungkan mereka dengan para pembeli melalui media sosial. 

PLUS dan Campaign akan mengadakan kembali episode-episode SE! Curhat Yuk. Harapannya, semakin banyak pelaku usaha yang bergabung dalam program ini, sehingga informasi baik bagaimana usaha sosial dan UMKM harus bertahan di situasi seperti ini dapat tersebar meluas bagi teman-teman pelaku usaha. Sampai jumpa di SE! Curhat Yuk selanjutnya!

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp telegram messenger gmail yahoomail outlook