Minat anak-anak muda terhadap kewirausahaan sosial ternyata terbukti cukup tinggi, terlepas dari mana lokasi mereka berada, meskipun jauh dari kota besar seperti Jakarta dan berada di luar wilayah pulau Jawa, ternyata tidak menurunkan minat dan keinginan anak-anak muda untuk lebih mengenal apa itu kewirausahaan sosial. Hal inilah yang kami rasakan ketika kami dipercaya untuk mengadakan suatu webinar tentang usaha sosial pada tahun 2020, dengan mengusung tema besar kewirausahaan sosial, webinar tersebut ingin mengangkat bagaimana potensi komoditi dan sumberdaya di daerah dapat dikelola untuk memberdayakan dan mensejahterakan daerah itu sendiri.
Dengan berbagai pertimbangan, kami menetapkan kuota 100 peserta yang akan berpartisipasi dalam webinar tersebut, karena itu kami menetapkan beberapa kriteria “anak muda” yang dapat berpartisipasi. Di luar dugaan, terdapat sekitar 279 pendaftar yang jika di seleksi, hampir semuanya memenuhi kriteria peserta webinar yang kami harapkan. Tingginya minat dalam webinar tersebut kami akomodasi dengan menambah kuota peserta, karena berbagai keterbatasan kami harus melakukan seleksi dan terpilihlah 200 peserta yang dapat berpartisipasi dalam webinar tersebut.
Sejatinya webinar tersebut adalah bagian dari proses seleksi dalam rangka memilih peserta yang berhak mengikuti seri pelatihan tentang kewirausahaan sosial. Pelatihan ini prakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Pemkab Musi Banyuasin bersama LTKL menginisiasi berdirinya sebuah lembaga pusat Pusat Unggulan Komoditi Lestari (PUKL) dan berharap anak-anak muda yang akan menggerakkan lembaga tersebut. PLUS mendapatkan kepercayaan sebagai pelaksana rangkaian workshop tersebut mulai dari merancang konsep kegiatan, kurikulum dan sistem penilaian, hingga pelaksanaan workshop yang diselenggarakan dari bulan Juli hingga Agustus 2020. Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah terpilihnya anak-anak muda yang dapat dilibatkan dalam operasional sebuah lembaga pusat unggulan komoditi yang ada di kabupaten Musi Banyuasin.
Seri pelatihan berbasis proyek
Dari rangkaian proses kurasi yang kami lakukan, terpilih 70 peserta yang berhak untuk mengikuti seri pelatihan tentang kewirausahaan sosial. Rangkaian pelatihan ini kami rancang sebagai pelatihan berbasis project, dimana peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok yang akan mengembangkan ide pengelolaan usaha sosial berbasis potensi lokal. Pada akhir seri pelatihan, peserta akan mempresentasikan idenya kepada audiens. Untuk mendukung pengembangan ide pengelolaan usaha sosial tersebut, kami mengembangkan materi pelatihan dimulai dari konsep dasar usaha sosial, model bisnis, pengelolaan data dan informasi, sumber pendanaan, serta bagaimana mempresentasikan ide pengelolaan usaha sosial.
Hal yang sangat menarik adalah munculnya ide-ide pengelolaan usaha sosial berbasis potensi lokal yang selama ini belum terpikirkan, misalnya ada kelompok yang mempresentasikan idenya tentang pengelolaan komoditi tanaman gambir dengan memberdayakan para petaninya. Ada juga ide untuk menggandeng UKM-UKM penghasil komoditi unggulan sebagai mitra potensial lembaga pusat komoditi unggulan. Ada juga peserta yang ternyata sudah merintis sebuah usaha sosial, misalnya ada peserta yang mempresentasikan bagaimana mereka menampung limbah air kelapa untuk diolah menjadi nata de coco, dan masih banyak lagi yang menarik.
Tentu saja penilaian peserta kami lakukan sepanjang seri pelatihan ini dilaksanakan, meskipun bobot tertinggi ada pada sesi presentasi, dimana para peserta mengkomunikasikan ide nya kepada kepada audiens. Selain sesi presentasi, kami juga melakukan penilaian dari tingkat kehadiran peserta, keaktifan, serta penilaian post test di setiap sesi pelatihan. Dari rangkaian penilaian yang kami lakukan, kami memilih 10 besar peserta dengan nilai terbaik yang akan berpotensi terlibat dalam operasional lembaga pusat komoditi unggulan.
Terlepas dari ide-ide peserta yang masih membutuhkan penajaman dan kajian feasibilitas bisnis, kami mendapatkan pembelajaran menarik dari rangkaian pelatihan yang kami lakukan yaitu bagaimana anak-anak muda, jika diberikan kesempatan dan akses pembelajaran yang tepat akan menjadi penggerak-penggerak perubahan ke arah yang positif bagi masyarakat. Yang terpenting lagi adalah mereka mampu melihat dan memberikan solusi atas permasalahan sosial di masyarakat.