Salah satu masalah krusial yang dirasakan dunia saat ini adalah permasalahan lingkungan hidup. Di tahun 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengeluarkan laporan yang menyatakan dalam 20 tahun kedepan, cuaca ekstrem dan perubahan iklim semakin tidak dapat dikendalikan. Hal yang mencemaskan ini tentunya bukan tanpa solusi, apabila ada upaya bersama dari seluruh pihak untuk bisa mengimplementasikan aktivitas untuk bisa mengendalikan kerusakan tersebut.
Salah satu permasalahan riil tentang isu lingkungan hidup di Indonesia yaitu masalah deforestasi. Menurut data yang dikeluarkan oleh katadata pada tahun 2020, Indonesia telah kehilangan 270 ribu hektar hutan primer. Hal ini juga diperburuk dengan kebakaran hutan yang selalu menjadi masalah di sebagian wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera & Kalimantan yang berdampak buruk kepada kesehatan masyarakat. Masalah kebakaran hutan ini bukan hanya berdampak pada masyarakat lokal, tapi negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.
Salah satu kunci untuk mengatasi permasalahan tersebut, adalah dengan adanya kolaborasi dari multi pihak yang berperan pada area makro, meso, dan mikro. Salah satunya adalah para wirausaha sosial yang memiliki misi pada keberlanjutan lingkungan. PLUS berkomitmen untuk bisa mendorong keberlangsungan bisnis yang menerapkan prinsip keberlanjutan dan perbaikan lingkungan hidup. Oleh karena itu, dengan inisiasi dari Proyek Kalimantan Forest (KalFor) Project – GEF UNDP & Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan & Tata Lingkungan Hidup (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI, PLUS berkesempatan untuk bisa berkontribusi melalui penyelenggaraan KalFor Youth Innovation (KYI).
Program KYI memiliki tujuan untuk secara aktif melibatkan anak muda Indonesia untuk berkontribusi pada penyelesaian masalah lingkungan hidup, melalui inovasi produk dan model bisnis. Program ini mewadahi 20 tim yang sudah memiliki bisnis pada skala pemula maupun pada tahap ideation untuk bisa mengembangkan perencanaan bisnis dengan mengedepankan keberlanjutan lingkungan.
Penguatan Kapasitas 20 Tim Terbaik
Dua puluh (20) tim terbaik yang dipilih dari 376 tim pendaftar ini datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan pendampingan dilakukan selama 4 bulan, di mana pada 2 bulan pertama, 20 peserta mendapatkan sesi workshop dan pendampingan dari tim PLUS. Selanjutnya, di 2 bulan terakhir, 5 peserta terbaik mendapatkan sesi pendampingan dari PLUS dan para pelaku usaha serta pihak pemerintah yang difasilitasi oleh KalFor Project & KLHK.
PLUS menyiapkan sesi workshop dengan topik mengenai pengenalan kewirausahaan, perencanaan bisnis, pemetaan masalah melalui konsep design thinking, penyusunan model bisnis yang berkelanjutan dan kemampuan presentasi. Keempat topik ini disusun oleh PLUS untuk memberikan kemampuan dasar bagi 20 peserta untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan.
Setelah mendapatkan kesempatan workshop dan konsultasi, 20 tim diuji melalui sesi pitching dengan menghadirkan para ahli di sektor lingkungan hidup dan bisnis. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari 5 bisnis terbaik yang sudah siap dari sisi perencanaan dan prototipe produk yang berpotensi dikembangkan menjadi produk bagi konsumen.
Lima tim terbaik yang terpilih memiliki ragam ide bisnis dari sektor makanan, pengelolaan karbon, bahan bakar alternatif, pengelolaan sampah hingga air bersih. Selain mendapatkan kesempatan untuk mengakses jejaring dengan pengambil kebijakan di KLHK, lima tim terbaik juga mendapatkan dana bantuan pengembangan bisnis sebesar 25 juta rupiah juga menjadi pembicara di kegiatan COP26 yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober 2021.
Apresiasi Peserta dan Harapan Jangka Panjang
Pelaksanaan program kolaborasi ini mendapatkan apresiasi dari peserta sekaligus memperkuat pengalaman PLUS dalam melaksanakan program multipihak. Dari data feedback yang dikumpulkan, peserta mengatakan bahwa program ini 100% membantu untuk membuka kesempatan kolaborasi.
Peserta memberikan apresiasi bagi PLUS atas penyelenggaraan program ini. Salah satu respon peserta yaitu kegiatan ini berdampak untuk memberikan jejaring dan kerja sama dengan mitra terkait. Selain itu, tools untuk merencanakan model bisnis juga membantu para peserta untuk menyusun anggaran, menentukan target dan linimasa serta pengelolaan tim.
Program KYI diharapkan menjadi katalis bagi keterlibatan anak muda pada pengentasan masalah lingkungan hidup, juga pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Harapannya, pengetahuan yang diberikan dapat diimplementasikan agar peranan para peserta pada sektor bisnis berkelanjutan dapat berpengaruh ke penurunan masalah lingkungan hidup.