Pada bulan Juli-Agustus 2022, PLUS dipercaya oleh ARISE+ Indonesia untuk memfasilitasi pelatihan bagi 10 (sepuluh) entitas pengelola produk Indikasi Geografis (IG) Indonesia. Sepuluh entitas tersebut adalah Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG Gayo), Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Amed Bali, MPIG Garam Kusamba Bali, MPIG Kakao Berau, MPIG Kopi Bajawa, MPIG Kopi Manggarai, MPIG Salak Sibetan Bali, MPIG Lada Putih Muntok, Serta Kakao Jimbaran Bali yang saat ini sedang dalam proses memperoleh sertifikat Indikasi Geografis. Indikasi Geografis (IG) adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan. Dengan kata lain produk IG adalah produk asli Indonesia dengan kualitas premium.
Selain didukung sepenuhnya oleh ARISE+ Indonesia, kegiatan ini juga didukung dan dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, Direktorat Jenderal Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan RI, serta perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif RI. Beberapa entitas dari sektor swasta juga turut hadir dalam acara ini untuk mengetahui lebih jauh tentang produk indikasi geografis.
Melalui program ini, harapannya para pemilik hak dan pengelola produk Indikasi Geografis di Indonesia mampu mengimplementasikan strategi pemasaran, mampu merancang dan mewujudkan kerjasama bisnis baik dengan sesama pengelola produk IG maupun dengan pihak-pihak lain untuk memperluas pasar produk-produk mereka di Indonesia. Di Indonesia sendiri telah teridentifikasi lebih dari 100 produk yang mempunyai kualitas premium dan terdaftar sebagai produk indikasi geografis. Jika dikelola dengan baik, produk-produk ini akan sangat mendukung peningkatan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat daerah tersebut. Produk-produk unggulan tersebut umumnya dihasilkan oleh petani-petani di daerah-daerah yang jauh dari pusat bisnis dan pemerintahan. Tantangan besar yang dihadapi para petani kecil tersebut adalah bagaimana agar produk mereka dapat dikenal dan diterima oleh pasar dengan baik. Karena itu diperlukan dukungan dan aksi nyata agar produk-produk tersebut mendapat tempat di pasar nasional dan internasional.
Bagi sebagian besar MPIG, penguatan dalam strategi pemasaran memberikan mereka gambaran dan perspektif baru tentang bagaimana sebuah produk dapat dikenal dan diterima di pasar, “Materi yang diberikan sudah sangat relevan dengan keadaan MPIG sekarang khususnya masalah strategi pemasaran”, I Made Waktu, MPIG Garam Amed Bali.
Sebagai tindak lanjut, pada akhir sesi pelatihan dan diskusi, para peserta menyepakati diaktifkannya forum MPIG yang selama ini telah ada menjadi wadah kerjasama yang lebih berorientasi pada kerja sama bisnis antar MPIG. Tujuan dari kerjasama bisnis ini adalah untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia dan global terhadap produk-produk Indikasi Geografis, serta meningkatkan pemasaran produk-produk Indikasi Geografis. Secara praktik, para pengelola IG akan mewujudkan kerjasama bisnis tersebut dalam dua bentuk, yang pertama adalah IG Corner yang merupakan spot untuk menampilkan produk-produk IG dari seluruh Indonesia, diharapkan dengan IG Corner ini dapat memperbesar kesadaran masyarakat terhadap produk indikasi geografis. Bentuk kerjasama yang kedua adalah koperasi sekunder, dimana para peserta sepakat untuk membentuk koperasi gabungan pengelola IG yang akan menjadikan perdagangan produk-produk IG sebagai bisnis utama koperasi tersebut.
Lihat Layanan Lainnya
