Enggan Pasrah, Aplikasi “Nyampah” Hadir Demi Penanganan Sampah Anorganik yang Lebih Baik
Percaya atau tidak, penjemput sampah bisa menjadi orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan kita? Kedatangan penjemput sampah setiap hari mungkin tidak kita sadari. Kita hanya tahu saat pagi kita menaruh sampah di tempat sampah depan rumah, siang atau sore harinya sampah itu sudah diambil oleh yang bertugas.
Nugroho, seorang pegawai di kota Balikpapan, suatu hari pernah melewatkan jadwal penjemputan sampah di perumahan tempat tinggalnya. Alhasil, sampah yang tidak sempat terambil tersebut menumpuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Di samping itu, hadirnya genangan air di beberapa titik di Kota Balikpapan salah satunya diperkirakan disebabkan oleh terhambatnya jalur lintasan air oleh sampah rumah tangga dan/atau pabrik yang tidak dikelola secara tepat.
Sejak itu, dia mulai menyadari bahwa peran penjemput sampah serta penanganan sampah secara proper sangatlah penting dan tidak boleh disepelekan. Hal ini juga diamini oleh beberapa rekan kerjanya, dan sejak saat inilah ide aplikasi mobile “Nyampah” mulai bergulir.
Dilansir dari Antara News, menurut Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Balikpapan, Susarno, produksi sampah kota Balikpapan pada tahun 2016 mencapai lebih dari 12.300 ton/bulan dan berbekal data statistik BPS, sekitar 80% di antaranya tidak terpilah sehingga terbuang sia-sia. Padahal, bila dikelola dan ditangani dengan benar, sampah bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup bagus, lanjut Nugroho dalam wawancara via telepon. Sampah plastik atau kardus misalnya, dapat dijual ke Bank Sampah atau pengepul lainnya untuk kemudian dimanfaatkan kembali di skala rumahan seperti dibuat kerajinan atau di skala industri untuk didaur ulang.
Baca Juga: 32 Socially Innovative Ideas to Watch for in Asia 2017
Namun, perlu disadari bersama bahwa pemikiran “Sampah menjadi berkah (ekonomis)” masih belum lazim dianut semua orang, hanya sebagian kecil saja warga yang peduli dan beraksi aktif di dalamnya.
Merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari solusi, bersama ketiga rekannya, Nugroho meluncurkan sebuah aplikasi mobile yang dinamai “Nyampah” yang mencoba menawarkan alternatif penanganan sampah anorganik yang lebih baik. Dinamakan “Nyampah” agar penetrasi inovasinya bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan bisa langsung menggambarkan spirit yang dibawa melalui aplikasi ini. Melalui Nyampah, setidaknya ada dua visi yang hendak dituju:
- Mengajak orang lebih bijaksana memilah sampah mulai dari rumah, melalui campaign #pilahsampahdarirumah yang dilakukan offline maupun online.
- Memudahkan orang dalam membuang sampah anorganik, dengan menghubungkan ke Bank Sampah terdekat sehingga #buangsampahjadimudah.
Dengan semangat dari pengguna untuk pengguna, Nyampah merupakan bentuk kolaborasi semua stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sampah demi terciptanya tata laksana yang baik dan tepat serta mencegah timbulnya permasalahan turunan yang disebabkan sampah. Nyampah membuka kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi transporter, user, maupun mitra Bank Sampah. Aplikasi Nyampah akan menjadi narahubung antara pihak-pihak ini. User yang telah mendaftarkan diri melalui aplikasi memiliki tanggung jawab untuk memilah sampah dari rumah. Transporter berperan untuk menjemput sampah dari rumah dan mengantar menuju bank sampah mitra. Bank sampah mitra akan menerima dan mengonfirmasi penerimaan sampah. Setiap kegiatan yang dilakukan akan diberi apresiasi berupa green point yang dapat diakumulasikan untuk ditukar dengan penawaran menarik.
Gambar 1: Alur Proses Nyampah
Baca Juga: SE Class 3: Time to Make It Happen!
Upaya ini membutuhkan kerja sama antara semua pihak yang mengedepankan partisipasi, kepedulian, dan pemberdayaan. Nugroho dan rekan-rekannya percaya dengan berkolaborasi, kemanfaatan yang dihasilkan akan dirasakan oleh lebih banyak orang dan bisa mencakup aspek yang lebih luas yaitu perwujudan lingkungan yang bersih dan sehat yang berujung pada kebahagiaan masyarakat. Tim Nyampah juga memiliki ambisi agar aplikasi ini bisa diimplementasikan di daerah lain di Indonesia.
Berawal dari ketinggalan jadwal penjemputan sampah rumahan, ternyata bisa menjadi panggilan untuk berbuat baik dan menghadirkan alternatif solusi bagi masalah sosial dan lingkungan. Bagaimana denganmu? Apa “panggilan”-mu?
Bagi teman-teman yang memiliki kepedulian serupa dan ingin berpartisipasi dalam upaya Nyampah menangani masalah sampah di Balikpapan, bisa hubungi Nyampah melalui e-mail: nyampahdotid@gmail.com atau website mereka di www.nyampah.id. Kamu bisa juga mengikuti perjalanan mereka menyebarkan kepedulian tentang sampah melalui Instagram @nyampahdotid.
P.S: Aplikasi Nyampah dapat diunduh di Google Playstore.
Baca Juga: SE Class 3: Time to Make It Happen!